Graffity
berasal dari bahasa yunani “ graphein “ ( menuliskan ). Dari artikel yang di
muat wikipedia.org graffity di
definisikan sebagai coretan pada dinding atau permukaan tempat tempat umum, atu
tempat pribadi. Coretan tersebut, bentuknya bisa berupa seni, gambar
atau hanya berupa kata kata. Seni graffity diinspirasi oleh ulah para urbans
yang mencoret coret tembok kosong di newyork pada awal tahun 1970-an. Para
pemerhati seni pun terpecah menjadi dua yang satu menganggap graffity sebagai
vandalisme sedangkan yang lain
menganggap itu sebagai bagian dari seni. Ulah para urbans yang mengotori tembok
tembok kota menyebabkan pemerintah kota harus mengeluarkan
biaya ekstra untuk membersikan tembok yang “ di kotori “ oleh seniman graffity
berulang ulang. Namun di sisi lain
graffity dianggap sebagai ungkapan ekspresi sebagian masyarakat urban
terhadap ketimpangan sosial dalam kehidupan.
Sejarah
awal mula graffity
Penggunaan cat semprot untuk sebuah graffity,
sudah di mulai dikenal di New york akhir dasawarsa 60-an. Coretan pertama dengan
cat semprot. Dilakukan pada sebuah kereta subway. Seorang bernama taki yang
tinggal di 183rd street washington heights, selalu menulis namanya, entah itu
di dalam kereta subway, atau di bagian luar dan dalam bis. Taki183, begitu
bunyi tulisan yang ia buat menggunakan spidol di dinding. Taki ini seperti
ingin menunjukan identitas dirinya. 183
yang ia tulis setelah namanya menunjukan nama jalan di mana ia tinggal. Gara
gara coretannya tersebut orang orang di seluruh kota jadi mengenal taki, lewat
coretan coretan misteriusnya. Di tahun 1971, mister taki ini di interview oleh
sebuah majalah terbitan New york. Dari situlah ke populeran taki di ikuti anak
anak seluruh New york. Dengan hanya
menuliskan tagging maka seseorang bisa populer begitu pemikiran anak anak ini.
Setelah spidol media yang di gunakan dalah cat semprot, yang di pakai untuk
nge-bomb ( istilah untuk menyemprot ) bagian luar kereta. Karena semakin
banyaknya orang yang ikut ikutan membuat tagging, tidak heran kalau setiap
writers ingin menampilkan style sendiri. Dari situ, mereka menambahkan warna
warna yang eyecathing. Efek efek khusus, bahkan mereka mencoba untuk menuliskan
namanya lebih besar. Dengan menggunakan cat semprot pengerjaan graffiity
menjadi lebih cepat beres. Untuk mengatasi tagging yang mulai mewabah, pihak
kepolisian setempat sampai melarang penjualan cat semprot kepada anak anak di
bawah umur. Saking banyaknya pelaku graffity, di meksiko pun di berlakukan
aturan serupa. Bahkan , setiap pembelian cat semprot harus menunjukan identitas
yang jelas dan menyertakan alasan untuk apa cat semprot itu di gunakan.
Pada tahun 1984, philadelphia anti graffty
network (PAGN) yang tadinya sangat menentang seni ini akhirnya menciptakan
sebuah program yang di beri nama mural arts program. Program ini menyediakan
tempat yang sangat layak,namun jika para bomber membuat graffity di luar
wilayah tersebut, maka hukuman yang berat pun siap mereka terima.
Di kota New York tahun 1995, walikota Rudolph
Guliani membuat sebuah pasukan yang dinamakan anti-graffity task force yaitu
pasukan yang di buat untuk memberantas para bomber yang berkeliaran ndi kota
ini. Selain itu para penjual cat semprot hanya boleh menjaul dagangannya pad
mereka yang tealah berumur 18 tahun keatas dengan menunjukan identitas. Para
bomber yang tertangkap juga harus membayar denda sebesar us$ 350, yang tentunya
sangat memberatkan para bomber. Akhirnya salah seorang bomber terkenal NYC yang
bernama Zephyr melakukan serangkaian usaha untuk melegalkan kegiatan ini, yaitu
dengan menulis surat ke pemerintah. Peter vallone jr. Yang pada saat itu
menjabat sebagai anggota parlemen melegalkan permintaan tersebut pada tanggal 1
januari 2006. Namun dengan syarat para bomber yang melakukan kegiatan tersebut
harus berumur 21 tahun keatas.
Graffity sekarang telah memasuki masa
keemasannya, selain di indonesia sendiri, di amerika atau tepatnya di brooklyn
museum sering di adakan pameran graffity yang kini di sebut sebagai seni
kotemporer. Berbagai seniman graffity profesional seperti crash, lee, daze,
keith haring dan jean-michel basquiat menajdi pahlawan dalam seni graffity. Sekitar 22 bomber ikut
berpartisipasi dalam pameran ini. Lain pula di amerika lain pula di australia.
Negara yang satu ini bahkan menjadikan graffity sebagai lomba publik yang
selalu memiliki jumlah peserta yang sangat banyak.
film yang diilhami dari seni graffity |
Perbedaan
Mural dan Grafffity
Mural berarti lukisan pada dinding maupun
permukaan yang lebar. Bedanya dengan graffity yang lebih sering menekankan pada
taging yang berhias dan biasanya kebanyakan di buat dengan media cat semprot,
maka mural tidak demikian, mural lebih bebas dan dapat menggunakan media cat
tembok, cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga, seperti kapur atau alat
lain yang dapat menghasilkan gambar.
0 comments:
Posting Komentar
TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG, TINGGALKAN COMMENT JIKA BERKENAN ;)